Cerita pendek persahabatan,cinta,puitis.

Halo halo brotha and sista???
Dochirahe ? I wish keep healty and cheerfull yeah.

       Oke ,kalian cari artikel cerpen yang gimana sih ? Cinta? Humor? Yang puitis? Atau persahabatan ? Gausah khawatir disini tempatnya kalian bisa dapetin yang kalian inginkan. So dont go anywhere.

                       "Setitik Embun"

       Siapa tak kenal dia ketua OSIS, pemain basket,wakil ketua Dewan Ambalan di sekolahku,vico namanya. Vico adalah siswa kelas XI yang aktif di berbagai Organisasi . Cowok ramah,keren,tak lupa bijaksana serta santunnya. Siapa cewek yang nggak tertarik padanya ??

       Pagi itu tak kudapati batang hidungnya di sudut gedung sekolah, yang biasanya dia duduk sambil membaca buku. Namaku Jesica kelas XI, aku adalah sahabat karib vico. Kami bukan bukan kawan sekelas tetapi kami selalu bersama-sama. Bel jam pelajaran pertamapun berdering aku langsung beranjak masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran.

       Cahaya lembut sang mentari menemaniku di jam istirahat itu, karena tenggorokanku merintih kehausan aku langsung pergi ke kantin untuk membeli minum. Kantin sekolah berhadapan dengan lapangan basket, aku duduk di kantin, kupandang dalam diam menyusuri lapangan basket,namun tak ku temukan vico."Nglamun aja, kesambet lo ntar" suara khasnya mengagetkanku, "Vico,dari mana aja baru nongol biasanya udah perang sama bola basket" sambil kuteguk minumanku. "Jadi gini,gue dari tadi di kelas belajar jadi anak alim dan pendiemlah" balasnya. "Songong lu!" Ucapku,tak lama kemudian teman-teman basketnya menghampiri dan mengajaknya melakukan rutinitasnya. "Duluan Jes,mau basket dulu", aku pun mengangguk yang berarti mengiyakan.

       Hari-hari berlalu dengan begitu cepatnya,namun ada sesuatu yang berbeda dari tingkah laku vico. Sekarang, jarang bertemu di sekolah, meet up pun merupakan kata yang paling sulit diutarakan pada persahabatan kita. Akupun takkan tinggal fiam, takkan ku relakan begitu saja persahabatan kita.

       Suatu hari kudapati Vico sedang duduk berdua dengan Ayu, teman satu kelasnya. Aku mengira mereka hanyalah teman biasa. Namun, isu yang ku dengar mereka memiliki hubungan lebih dari sekedar teman. Dari sinipun dapat ditarik kesimpulan bahwa Vico lebih memilih hubungannya dengan Ayu dan merelakan persahabatan denganku yang sudah kita lalui selama bertahun-tahun. Tidak adil bagiku menerima semua. Andai Vico mengetahui semuanya.

       Sejak saat itu, bibir yang seharusnya menyapa sudah enggan melakukan, mata yang biasanya menatap kini lebih baik terpeham. "Hey Jes, songong banget lu sekarang. Mentang-mentang sekarang udah jadi bintang kelas" sapa Vico. Emosiku pun tak terkendali karena ucapannya yang saat itu kehilangan kesantunannya dan tak luout sikapnya yang berbeda itu, "Biasa aja dong,apa sih mau kamu ? Bukannya kamu yang sekarang tambah sombong ? Bukannya kamu yang udah beda, udah ngejauh ? Plis ya co jangan pernah ngebuat aku buat benci sama kamu". "Kamu kenapa sih Jes, apa coba salahku ? Beri aku alasan, biar aku tahu kesalahanku dimana!" Sentaknya. "Kamu masih nggak tahu kesalahanmu ? Apa pura-pura nggak tahu ? Sekarang, kamu oacaran sama Ayu tanpa sepengetahuan aku ? Terus kamu anggep aku apa ? Itu yang namanya sahabat ?" Balasku dengan penuh emosi. "Jes ,sebelumnya aku minta maaf soal itu, emang itu semua salahku. Tapi tolong izinkan aku tetap jadi sahabatmu". "O,jadi gitu. Orang yang aku anggap sebagai sahabat sejati malah merelakan persahabatannya demi cinta ? Sampah!!". Akupun meninggalkan tempat itu dengan cepatnya.

       Setiap hari aku menghabiskan waktu luang di sekolahku hanya di dalam kelas. Hampa ? Benar, karena separuh jiwaku tertinggal. Dia yang dulunya selalu ada, sekarang entah dimana. Andai Vico tahu bahwa aku telah menaruh hati padanya. Ku terpikat pada tuturnya, aku tersihir ciumnya, terkagum pada pandangnya , caranya melihat dunia. Namun ,aku bisa apa ? Sadar diri lebih baik karena tak mungkin untuk bersanding dengannya, rasa nyaman ini tak mungkin beranjak dari sekedar sahabat.

       Sepulang sekolah aku mampir di caffe yang biasanya aku dan Vico meet up bareng. Disela lamunanku,sentuhan halus itu menyapa bahuku, sontak aku berbalik arah"Vico",balas sapaku . "Sama siapa Jes ? Boleh duduk ?". "Sendirian, iya boleh kok" ujarku. "Kamu masih marah soal itu ? Aku bener-bener minta maaf ya Jes, aku nggak mau persahabatan kita berakhir cuma gara-gara masalah sepele"terangnya. "Aku nggak marah, cuma ada lah kecewa dikit. Iya aku juga nggak mau persahabatan kita berakhir. Dengan siapapun kamu, aku mau kita tetap bersama" jawabku. "Baikan bolehlah?" Sambil memegang tanganku dan melontarkan senyumnya. "Oke, jadi mulai saat ini kita baikan,gaboleh marahan apa lagi ada yang ditutup-tufupi". "Oke" jawab Vico.

       Mulai saat itu kami berkomunikasi seperti biasa, dan mulai terbiasa melihat Vico jalan berdua dengan Ayu. Main bareng, sampai meet up bareng. Karena aku berfikir, aku belum siap kehilangan orang yang sangat berarti dalah hidupku, meskipun sakit dan cukup menjadi seorang Secret Admirer.

       Gimana gaes cerpen barusan ? Baper ya? Wkwkwk . Semoga dapat bermanfaat ya gaes . Kunjungi di artikel saya selanjutnya

http://rita2311.blogspot.co.id/?m=1